Jumat, 13 Juni 2014

Autobiografi Saya



AUTOBIOGRAFI

DisusunOleh:
TITI FAUZIAH
126210664
4.C




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014





Nama saya Titi Fauziah, biasa dipanggil dengan sebutan Titi. Saya berjenis kelamin perempuan dan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1995. Saya anak pertama dari dua bersaudara dari sebuah pasangan keluarga yang dikepalai oleh Bapak Tamun Sujatmiko dan Ibu Nurul Kasri.
Ayah saya merupakan sosok ayah yang sangat mencintai keluarganya. Dia kelahiran asli Malang dan sebagai anak sulung tiga bersaudara yang dilahirkan dari pasangan kakek dan nenek saya yaitu Parjio dan Jumani. Dulu sebelum saya berpindah ke Riau ini, kami sekeluarga tinggal di Jakarta. Ayah saya bekerja sebagai karyawan di rumah makan. Setelah berpindah kesini kemudian ayah menjadi seorang petani yang giat dan rajin. Dia adalah sosok idola saya karena dia selalu menunjukkan keteguhan hidup dan kasih sayang yang berlimpah tiada tara kepada saya sebagai anak pertamanya.
Ibu saya yang bernama Nurul tak kalah pentignya bagi kehidupan saya. Dia juga sosok idaman saya, terampil dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Saya sangat sering untuk berbagi cerita apapun kapada ibu. Ibu dapat menjadi seorang sahabat sekaligus terhadap saya. Oleh karena itu ibuku adalah segalanya untuk saya.
Saya mulai menempuhpendidikan dari bangku TK di Kedaung Basmol lulusan tahun 2001. Saya pertama masuk ke taman kanak-kanak ini  pada saat umur empat tahun. Taman kanak-kanak yang seharusnya saya jalani saat itu adalah dua tahun. Tetapi karena ibu saya yang meminta kepada kepala sekolahnya dengan syarat saya sudah dapat memenuhi syarat wajib masuk sekolah dasar dengan skill yang memadai. Berkat usaha belajar keras yang di gembleng oleh ibu saya, akhirnya saya dapat memenuhi syarat untuk dapat memasuki sekolah dasar sehingga saya dapat hanya satu tahun berada di taman kanak-kanak. Maklum, biaya pendidikan taman kanak-kanak di Jakarta pada saat itu lumayan mahal, makanya ibu saya meminta satu tahun saja.
Setelah tamat dari taman kanak-kanak saya melanjutkan ke SD 010 Pagi Kedaung Basmol sampai kelas empat kemudian melanjutkan di Riau lulusan 2006. Saya masuk sekolah dasar dan Alhamdulillah nilai saya cukup bagus serta tidak pernah mendapat nilai merah. Setelah kelas empat SD kemudian saya berpindah ke Riau ini dan kemudian saya dapat meraih juara atau ranking secara bertahap sampai kelas enam.
Setelah tamat dari sekolah dasar saya melanjutkan ke SMP Miftaqhul Ulum luluan 2009. Saya masuk ke sekolah menengah pertama ini karena memang itu adalah satu-satunya sekolah yang paling terdekat dari tempat tinggal saya. Ternyata saya masih bisa mempertahankan tradisi saya sebagai juara, dari yang awalnya hanya ranking menjadi juara sampai saya lulus. Di sekolah ini saya mendapat pengalaman dan teman baru sampai sahabat terbaik. Pada saat sekolah menengah ini saya juga pernah megikuti perguruan silat di desa saya. Saya juga cukup berprestasi dalam silat ini. Karena saya mampu menjadi yang terbaik diantara sebanyak itu orang yang mengikuti perguruan tersebut. Sayangnya saya tidak sampai selesai menekuni pergurun silat itu.
Kemudian, saya melanjutkan lagi ke SMA Negeri 01 Rambah Samo lulusan 2012. Pada kali ini saya harus menjadi anak rantau dalam menuntut ilmu. Dikarenakan di desa tempat saya tinggal masih belum adanya pendidikan menengah atas, terpaksa saya harus keluar dari daerah kampung saya. Walaupun berat rasanya untuk jauh dari orang tua dan keluarga karena itu baru pertama kalinya saya untuk tinggal jauh dari orang tua, saya harus mampu mengahadapinya dan beradaptasi dengan lingkungan baru saya sebagai anak kos. Pada minggu-minggu pertama saya kos, saya sering menangis ingin pulang. Tapi lama kelamaan saya menjadi terbiasa. Di sekolah ini awalnya saya sangat tertekan. Karena saya sudah tidak dapat mempertahankan ranking saya. Tahun pertama saya hanya mampu di dua belas besar. Namun setelah lama saya bersekolah disana saya pun kian memperbaiki diri dan memperbaiki prestasi belajar. Di sekolah itu saya mengikuti organisasi OSIS dan kegiatan ekstrakurikuler seperti marching band dan silat. Tetapi masih sama nasibnya seperti yang pertama, saya tidak sampai habis ikut kegiatan ekstra silat tersebut.
Setelah itu, barulah saya ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Universitas Islam Riau Pekanbaru dengan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan masih terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut sampai sekarang. Dari awal saya memang sudah menjurus pada satu universitas pada saat kelulusan sekolah menengah atas yaitu Universitas Islam Riau ini. Ketika saya mendaftar masuk saya langsung diterima dengan pilihan pertama yaitu jurusan Bahasa Indonesia. Saya memilih Bahasa Indonesia sebagai pilihan pertama karena dari sekolah menengah pertama sampai menengah atas saya tetap memiliki kesukaan pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu memberikan pencerahan dan keyakinan yang cukup tinggi pada disi saya. Ternyata saya nyaman kuliah disini. Saya mendapat banyak teman dan sahabat baru yang saya temui. Indeks prestasi pun cukup memuaskan dan selalu meningkat tiap semesternya.
Hobi saya adalah semua hal yang bersangkutan dengan tontonan. Saya suka sekali menonton. Itu merupakan kegiatan yang tidak dapat saya lewati setiap harinya. Saya juga suka dengan ngemil. Saya suka makanan yang manis dan camilan kecil yang dapat menemani saya menonton.
Cita-cita saya sejak kecil itu berubah-ubah. Pada saat kelas empat SD saya sangat ingin menjadi dokter. Kemudian saat duduk di bangku SMP sampai SMA saya bercita-cita ingin menjadi tentara. Tetapi itu tidak pernah diizinkan oleh kedua orangtua saya. Karena jika menjadi seorang abdi negara tidaklah mudah. Harus tahan berlama-lama tidak berjumpa keluarga. Akhirnya saya memilih ingin jadi pramugari, tetapi tidak juga diizinkan oleh orang tua saya. karena menurut mereka menjadi pramugari itu terikat. Kita tidak boleh terikat seperti halnya menikah pada saat menjadi pramugari. Artinya menjadi seorang pramugari itu haruslah single. Kemudian akhirnya saya memilih untuk menjadi seorang guru. Karena yang paling pas dan cocok dengan seorang wanita adalah seorang guru tidak terikat dan memiliki jam kerja yang paruh waktu. Sehingga jika kelak sudah menikah dapat membagi waktu untuk urusan kerja dengan urusan rumah tangga.
Satu lagi, saya memiliki motto hidup untuk menjadi orang yang disiplin. Yaitu disiplin waktu dan juga disiplin ilmu. Itu merupakan hal penting yang selalu saya perhatikan dalam hidup saya.