AUTOBIOGRAFI
DisusunOleh:
TITI FAUZIAH
126210664
4.C
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
Nama
saya Titi Fauziah, biasa dipanggil dengan sebutan Titi. Saya berjenis kelamin perempuan
dan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1995. Saya anak pertama dari
dua bersaudara dari sebuah pasangan keluarga yang dikepalai oleh Bapak Tamun
Sujatmiko dan Ibu Nurul Kasri.
Ayah
saya merupakan sosok ayah yang sangat mencintai keluarganya. Dia kelahiran asli
Malang dan sebagai anak sulung tiga bersaudara yang dilahirkan dari pasangan
kakek dan nenek saya yaitu Parjio dan Jumani. Dulu sebelum saya berpindah ke
Riau ini, kami sekeluarga tinggal di Jakarta. Ayah saya bekerja sebagai
karyawan di rumah makan. Setelah berpindah kesini kemudian ayah menjadi seorang
petani yang giat dan rajin. Dia adalah sosok idola saya karena dia selalu
menunjukkan keteguhan hidup dan kasih sayang yang berlimpah tiada tara kepada
saya sebagai anak pertamanya.
Ibu
saya yang bernama Nurul tak kalah pentignya bagi kehidupan saya. Dia juga sosok
idaman saya, terampil dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Saya sangat
sering untuk berbagi cerita apapun kapada ibu. Ibu dapat menjadi seorang
sahabat sekaligus terhadap saya. Oleh karena itu ibuku adalah segalanya untuk
saya.
Saya
mulai menempuhpendidikan dari bangku TK di Kedaung Basmol lulusan tahun 2001. Saya pertama
masuk ke taman kanak-kanak ini pada saat
umur empat tahun. Taman kanak-kanak yang seharusnya saya jalani saat itu adalah
dua tahun. Tetapi karena ibu saya yang meminta kepada kepala sekolahnya dengan
syarat saya sudah dapat memenuhi syarat wajib masuk sekolah
dasar dengan skill yang memadai. Berkat usaha belajar keras yang di gembleng
oleh ibu saya, akhirnya saya dapat memenuhi syarat untuk dapat memasuki sekolah
dasar sehingga saya dapat hanya satu tahun berada di taman kanak-kanak. Maklum,
biaya pendidikan taman kanak-kanak di Jakarta pada saat itu lumayan mahal,
makanya ibu saya meminta satu tahun saja.
Setelah
tamat dari taman kanak-kanak saya melanjutkan ke SD 010 Pagi Kedaung Basmol sampai kelas empat kemudian melanjutkan di Riau lulusan 2006. Saya
masuk sekolah dasar dan Alhamdulillah nilai saya cukup bagus serta tidak pernah
mendapat nilai merah. Setelah kelas empat SD kemudian saya berpindah ke Riau
ini dan kemudian saya dapat meraih juara atau ranking secara bertahap sampai
kelas enam.
Setelah
tamat dari sekolah dasar saya melanjutkan ke SMP Miftaqhul Ulum luluan 2009.
Saya masuk ke sekolah menengah pertama ini karena memang itu adalah
satu-satunya sekolah yang paling terdekat dari tempat tinggal saya. Ternyata
saya masih bisa mempertahankan tradisi saya sebagai juara, dari yang awalnya
hanya ranking menjadi juara sampai saya lulus. Di sekolah ini saya mendapat pengalaman
dan teman baru sampai sahabat terbaik. Pada saat sekolah menengah ini saya juga
pernah megikuti perguruan silat di desa saya. Saya juga cukup berprestasi dalam
silat ini. Karena saya mampu menjadi yang terbaik diantara sebanyak itu orang
yang mengikuti perguruan tersebut. Sayangnya saya tidak sampai selesai menekuni
pergurun silat itu.
Kemudian,
saya melanjutkan lagi ke SMA Negeri 01 Rambah Samo lulusan 2012. Pada kali ini
saya harus menjadi anak rantau dalam menuntut ilmu. Dikarenakan di desa tempat
saya tinggal masih belum adanya pendidikan menengah atas, terpaksa saya harus
keluar dari daerah kampung saya. Walaupun berat rasanya untuk jauh dari orang
tua dan keluarga karena itu baru pertama kalinya saya untuk tinggal jauh dari
orang tua, saya harus mampu mengahadapinya dan beradaptasi dengan lingkungan
baru saya sebagai anak kos. Pada minggu-minggu pertama saya kos, saya sering
menangis ingin pulang. Tapi lama kelamaan saya menjadi terbiasa. Di sekolah ini
awalnya saya sangat tertekan. Karena saya sudah tidak dapat mempertahankan
ranking saya. Tahun pertama saya hanya mampu di dua belas besar. Namun setelah
lama saya bersekolah disana saya pun kian memperbaiki diri dan memperbaiki
prestasi belajar. Di sekolah itu saya mengikuti organisasi OSIS dan kegiatan
ekstrakurikuler seperti marching band dan silat. Tetapi masih sama nasibnya
seperti yang pertama, saya tidak sampai habis ikut kegiatan ekstra silat
tersebut.
Setelah
itu, barulah saya ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di
Universitas Islam Riau Pekanbaru dengan mengambil Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, dan masih terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan
tinggi tersebut sampai sekarang. Dari awal saya memang sudah menjurus pada satu
universitas pada saat kelulusan sekolah menengah atas yaitu Universitas Islam
Riau ini. Ketika saya mendaftar masuk saya langsung diterima dengan pilihan
pertama yaitu jurusan Bahasa Indonesia. Saya memilih Bahasa Indonesia sebagai
pilihan pertama karena dari sekolah menengah pertama sampai menengah atas saya
tetap memiliki kesukaan pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu memberikan
pencerahan dan keyakinan yang cukup tinggi pada disi saya. Ternyata saya nyaman
kuliah disini. Saya mendapat banyak teman dan sahabat baru yang saya temui.
Indeks prestasi pun cukup memuaskan dan selalu meningkat tiap semesternya.
Hobi
saya adalah semua hal yang bersangkutan dengan tontonan. Saya suka sekali
menonton. Itu merupakan kegiatan yang tidak dapat saya lewati setiap harinya. Saya
juga suka dengan ngemil. Saya suka makanan yang manis dan camilan kecil yang
dapat menemani saya menonton.
Cita-cita
saya sejak kecil itu berubah-ubah. Pada saat kelas empat SD saya sangat ingin
menjadi dokter. Kemudian saat duduk di bangku SMP sampai SMA saya bercita-cita
ingin menjadi tentara. Tetapi itu tidak pernah diizinkan oleh kedua orangtua
saya. Karena jika menjadi seorang abdi negara tidaklah mudah. Harus tahan
berlama-lama tidak berjumpa keluarga. Akhirnya saya memilih ingin jadi
pramugari, tetapi tidak juga diizinkan oleh orang tua saya. karena menurut
mereka menjadi pramugari itu terikat. Kita tidak boleh terikat seperti halnya
menikah pada saat menjadi pramugari. Artinya menjadi seorang pramugari itu
haruslah single. Kemudian akhirnya saya memilih untuk menjadi seorang guru.
Karena yang paling pas dan cocok dengan seorang wanita adalah seorang guru
tidak terikat dan memiliki jam kerja yang paruh waktu. Sehingga jika kelak
sudah menikah dapat membagi waktu untuk urusan kerja dengan urusan rumah
tangga.
Satu
lagi, saya memiliki motto hidup untuk menjadi orang yang disiplin. Yaitu
disiplin waktu dan juga disiplin ilmu. Itu merupakan hal penting yang selalu
saya perhatikan dalam hidup saya.