Senin, 17 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA CERAMAH AGAMA



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA CERAMAH AGAMA

            Kesalahan yang saya temukan pada ceramah agama sebagai berikut.

1.      Kesalahan Penulisan Partikel pun

Bentuk Tidak Baku
Begitupun orang yang menunggu kedatangan keluarga yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

Analisis:
Pemakai bahasa masih sering menulis partikel pun dengan kata yang mendahuluinya serangkai. Pertikel pun ditulis terpisah karena sudah hampir seperti kata lepas.

Bentuk Baku
Begitu pun orang yang menunggu kedatangan keluarga yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

2.      Kesalahan Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital

Bentuk Tidak Baku
Insya allah air yang kita minum akan setara dengan air zamzam. wallahualam

Analisis:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan (terbbatas pada nama diri), kitab suci, dan nama Tuhan (termasuk kata ganti untuk Tuhan). Jadi, kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.

Bentuk Baku
Insya Allah air yang kita minum akan setara dengan air zamzam. Wallahualam


DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.

ANALISIS KESALAHAN BERBICARA PADA PIDATO PEMIMPIN



ANALISIS KESALAHAN BERBICARA PADA PIDATO PEMIMPIN

            Ada beberapa kesalahan berbicara yang saya temukan pada saat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato yakni sebagai berikut.

1.      Kesalahan Penggunaan Kata Saudara Menjadi Sodara

Bentuk Tidak Baku                          Bentuk Baku 
Sodara                                                 Saudara

 Analisis:
Bentuk pelafalan kata sodara pada kalimat “Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah air, Hadirin sekalian yang saya muliakan,” ini merupakan kesalahan dalam tataran fonologi pada penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal, yaitu fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/.
Dalam penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat. Seharusnya kata saudara lebih tepat digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato kenegaraan sebagai seorang pemimpin.

2.      Kesalahan Penggunaan Kata Pulau Menjadi Pulo

Bentuk Tidak Baku                          Bentuk Baku
Pulo                                                     Pulau

Analisis:
Bentuk pelafalan kata pulo pada kalimat “Untuk itulah dalam 5 tahun terakhir ini kita terus mendorong pemerataan pembangunan ke luar pulau jawa”  ini merupakan kesalahan dalam tataran fonologi pada penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal, yaitu fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/.
Dalam penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat. Seharusnya kata pulau lebih tepat digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato kenegaraan sebagai seorang pemimpin.

3.      Kesalahan Penggunaan Kata Didikte Menjadi Didekte

Bentuk Tidak Baku                          Bentuk Baku
didekte                                                            didikte

Analisis:
Bentuk pelafalan kata didekte pada kalimat “Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF, yang semua kebijakan dan perencanaan ekonominya harus didikte oleh IMF.”  ini merupakan kesalahan dalam berbicara serta kesalahan dalam melafalkan kata yang benar.
Dalam penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat. Seharusnya kata tersebut disampaikan sesuai dengan bentuk dasarnya yaitu didikte  yang sudah jelas memilik makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:328) dikte n  yang diucapkan atau dibaca keras-keras supaya ditulis orang lain; imla. Sedangkan dekte tidak ada maknanya di dalam KBBI.

4.      Kesalahan Penggunaan Kata Indonesia Menjadi Endonesia

Bentuk Tidak Baku                          Bentuk Baku
Endonesia                                          Indonesia

Analisis:
Bentuk pelafalan kata endonesia pada kalimat “Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF.”  ini merupakan kesalahan dalam berbicara serta kesalahan dalam melafalkan kata yang benar.
Di dalam pidato yang beliau sampaikan itu terdapat kesalahan berbicara pada pelafalan fonem vokal /i/ mrnjadi /e/. Jadi, kata yang tepat digunakan yaitu kata Indonesia, tanpa merubah bentuk dasar dari kata tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://www.youtube.com/watch?v=ifm9CETmDbE (diakses 11 November 2014)

Minggu, 16 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KAIN RENTANG DAN PAPAN NAMA



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KAIN RENTANG DAN PAPAN NAMA

A.    Kesalahan Pada Kain Rentang

1.      Pembentukan Deret Vokal
a.       Pembentukan deret vokal /oe/ dari vokal /u/
Analisis:
Kesalahan pada kain rentang di atas yaitu pada tataran fonologi pada kata WAROENG, /waroeng/. Kata WAROENG, /waroeng/ bentuk dasarnya adalahwarung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1557) menyatakan warung n tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dsb; kedai; lepau: ia makan di -- itu;
Kesalahan tataran fonologi pada pembentukan deret vokal /oe/ dari vokal /u/  pada kata waroeng adalah salah, karena tidak ada maknanya dalam Depdiknas. Deret vokal /oe/ yang ada pada kata waroeng sebaiknya menjadi fonem vokal /u/ pada kata warung. Jadi, kata yang lebih tepat untuk digunakan adalah warung, tanpa menambahkan fonem lain dan penulisannya juga harus sesuai dengan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam penulisan kain rentang tersebut.

B.     Kesalahan Pada Papan Nama

1.      Perubahan Fonem Vokal
a.       Fonem /e/ dilafalkan menjadi /i/


Analisis:
Pada papan nama di atas terdapat kesalahan tataran fonologi pada kata apotik. Kata apotikadalah bentuk dasar apotek. Apotek adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu pharmacy yang kemudian ditulis apotek pada bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:82)apotek /apoték/ n toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
Jadi, pada gambar di atas penulisan apotik merupakan salah, karena tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia. Kata yang lebih tepat digunakan dan sesuai dengan makna yang ada dalam Depdiknas adalah kata apotek.



DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BLOGGER DOSEN



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BLOGGER DOSEN

Beberapa kesalahan dalam analisis berbahasa pada blogger dosen bu Roziah, S.Pd., M.A. dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pada judul “Semua Orang ItuBaik” sebagai berikut.

bagiku, semua orang itu baik. termasuk orang yang sering menyakitiku. atau orang yang menfitnahku. Bagaimana tidak, karena dari mereka aku selalau berlatih untuks abar dan merenung diri. Apapaun yang aku hadapi saat ini, cukup Penciptaku saja yang tahu.biarlah batinku menangis meskipun senyum selalu tersungging di bibirku.
itu bukan senyum palsu. tapi hanya bagian dari keyakinanku pada sang Pencipta, karena ujian yang diberikan padaku itu tak akan melebihi batas kemampuanku.
Aku hanya ingin mendoakan semua orang yang pernah membicarakan aku di belakang dan dengan menulis ini aku bisa tenang dan bersabar. Aku tak ibgin mengingat itu.biar berakhir pada blogger ini saja.
Tuhan... Lindungi aku dari keburukan dan kebaikan...

1.      Kesalahan Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital pada Kalimat Pertama
Bentuk Tidak Baku
a.       bagiku, semua orang itu baik
b.      termasuk orang yang sering menyakitiku
c.       atau orang yang menfitnahku
d.      bagaimana tidak, karena dari mereka aku selalau berlatih untuk sabar dan merenung diri
e.       biarlah batinku menangis meskipun senyum selalu tersungging di bibirku
f.       itu bukan senyum palsu
g.   tapi hanya bagian dari keyakinanku pada sang Pencipta, karena ujian yang diberikan padaku itu tak akan melebihi batas kemampuanku
h.      dan dengan menulis ini aku bisa tenang dan bersabar. Aku tak ibgin mengingat itu
i.        biar berakhir pada blogger ini saja

Analisis: 
Sesuai dengan kaidah tata bahasa yang benar adalah huruf capital digunakan pada huruf pertama pada awal kata kalimat. Jadi, kesembilan kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat-kalimatberikut ini.

Bentuk Baku
a.       Bagiku, semua orang itu baik
b.      Termasuk orang yang sering menyakitiku
c.       Atau orang yang menfitnahku
d.      Bagaimana tidak, karena dari mereka aku selalau berlatih untuk sabar dan merenung diri
e.       Biarlah batinku menangis meskipun senyum selalu tersungging di bibirku
f.       Itu bukan senyum palsu
g.   Tapi hanya bagian dari keyakinanku pada sang Pencipta, Karena ujian yang diberikan padaku itu tak akan melebihi batas kemampuanku
h.      Dan dengan menulis ini aku bias tenang dan bersabar. Aku tak ibgin mengingat itu
i.        Biar berakhir pada blogger inisaja

2.      Kesalahan Penulisan Preposisi di
Bentuk Tidak Baku                          Bentuk Baku
dibelakang                                           di belakang

Analisis:
Preposisi di menunjukkan kata keterangan tempat. Sehingga penulisannya yang benar seharusnya dipisah.



DAFTAR PUSTAKA 
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.