Minggu, 16 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SKRIPSI MAHASISWA MATEMATIKA UIR



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SKRIPSI MAHASISWA MATEMATIKA UIR

Berikut ini saya menemukan beberapa kesalahan dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada skripsi mahasiswa matematika UIR yang bernama Siti Jamilah lulusan wisuda tahun 2012 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Tambang”.

1.      Kesalahan Penulisan Tanda Koma (,)

a.     Penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang
Bentuk Tidak Baku
(1)   Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi baik individu maupun kelompok, pembentukan pribadi mencakup pembentukan cipta, karya dan karsa (kognitif, afektif dan psikomotor) yang sejalan dengan perkembangan fisik.
(2)   Lerner dalam Mulyono (2003:252) mengemukakan bahwa matematikadi samping bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
       Analisis:
    Pada dua kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang. Dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (halaman 12) tanda koma ini dipakai untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut. Jadi, perbaikan dari dua kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Bentuk Baku
(1)  Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi baik individu maupun kelompok, pembentukan pribadi mencakup pembentukan cipta, karya, dan karsa (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang sejalan dengan perkembangan fisik.
(2)  Lerner dalam Mulyono (2003:252) mengemukakan bahwa matematika di samping bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

b.    Penghilangan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat
Bentuk Tidak Baku
(1)   Namun dalam kelompok diskusi hanya sebagian kecil siswa yang aktif dan tampil hanya siswa-siswa tertentu saja, sehingga menyebabkan apa yang diinginkan tidak terlaksana.
Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penghilangan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat. Tanda koma harus kita letakkan setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (halaman 14) tanda koma di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya. Jadi, perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Bentuk Baku
(1)   Namun, dalam kelompok diskusi hanya sebagian kecil siswa yang aktifd an tampil hanya siswa-siswa tertentu saja, sehingga menyebabkan apa yang diinginkan tidak terlaksana.

2.      Kesalahan Pemakaian Tanda TitikDua (:)
Disini terdapat kesalahan penghilangan tanda titik dua pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
Bentuk Tidak Baku
(1)   Cornelius dalam Mulyono (2003:253) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penghilangan tanda titik dua pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. Dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (halaman 15) tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemberian. Jadi, perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
                                                                                   
Bentuk Baku
(1)   Cornelius dalam Mulyono (2003:253) mengemukakan lima alas an perlunya belajar matematika karena matematika merupakan : (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

3.      Kesalahan Penulisan Preposisi di 

Bentuk Tidak Baku 
didunia 
disamping


Analisis: 
Penulisan preposisi di serimg ditulis salah oleh pemakai bahasa. Dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) (halaman 30) penulisan di dan ke sebagai kata depan tidak sama dengan penulisan di dan ke sebagai awalan. Penulisan di dan ke sebagai awalan ditulis secara langsung tanpa dipisahkan dengan kata dasarnya. Sedangkan penulisan di dan ke sebagai kata depan, dipisah dengan kata dasarnya. Jadi, perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Bentuk Baku 
di dunia 
di samping
  
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.K. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Jakarta: Sandro Jaya.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar