ANALISIS KESALAHAN BERBICARA PADA
PIDATO PEMIMPIN
Ada beberapa kesalahan berbicara
yang saya temukan pada saat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato yakni
sebagai berikut.
1.
Kesalahan
Penggunaan Kata Saudara Menjadi Sodara
Bentuk Tidak Baku Bentuk
Baku
Sodara Saudara
Sodara Saudara
Analisis:
Bentuk pelafalan kata sodara pada kalimat “Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah
air, Hadirin sekalian yang saya muliakan,” ini merupakan kesalahan dalam
tataran fonologi pada penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal,
yaitu fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/.
Dalam
penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat.
Seharusnya kata saudara lebih tepat
digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato
kenegaraan sebagai seorang pemimpin.
2.
Kesalahan
Penggunaan Kata Pulau Menjadi Pulo
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Pulo Pulau
Analisis:
Bentuk pelafalan kata pulo pada kalimat “Untuk itulah dalam 5
tahun terakhir ini kita terus mendorong pemerataan pembangunan ke luar pulau jawa” ini merupakan kesalahan dalam tataran
fonologi pada penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal, yaitu
fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/.
Dalam
penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat.
Seharusnya kata pulau lebih tepat
digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato
kenegaraan sebagai seorang pemimpin.
3.
Kesalahan
Penggunaan Kata Didikte Menjadi Didekte
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
didekte didikte
Analisis:
Bentuk pelafalan kata didekte pada kalimat “Indonesia tidak
lagi menjadi pasien IMF, yang semua kebijakan dan perencanaan ekonominya harus didikte oleh IMF.” ini merupakan kesalahan dalam berbicara serta
kesalahan dalam melafalkan kata yang benar.
Dalam
penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat.
Seharusnya kata tersebut disampaikan sesuai dengan bentuk dasarnya yaitu didikte yang sudah jelas memilik makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:328) dikte n yang diucapkan atau dibaca
keras-keras supaya ditulis orang lain; imla. Sedangkan dekte tidak ada maknanya di dalam KBBI.
4.
Kesalahan
Penggunaan Kata Indonesia Menjadi Endonesia
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Endonesia Indonesia
Analisis:
Bentuk pelafalan kata endonesia pada kalimat “Indonesia tidak
lagi menjadi pasien IMF.” ini merupakan
kesalahan dalam berbicara serta kesalahan dalam melafalkan kata yang benar.
Di dalam pidato yang
beliau sampaikan itu terdapat kesalahan berbicara pada pelafalan fonem vokal
/i/ mrnjadi /e/. Jadi, kata yang tepat digunakan yaitu kata Indonesia, tanpa
merubah bentuk dasar dari kata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://www.youtube.com/watch?v=ifm9CETmDbE
(diakses 11 November 2014)
http://siapkerjadirumah.blogspot.co.id/
BalasHapus